Kukar, Siberkaltim.id – Upaya modernisasi pertanian sedikit demi sedikit mulai berjalan di Kutai Kartanegara (Kukar). Bagaimana upaya merekrut tenaga muda, menjadi petani milenial. Menambal petani-petani tua yang mulai menurun jumlahnya. Terhitung jumlah rumah tangga petani yang ada di Kukar semakin menurun. Hingga 13 persen pada tahun 2021 ini.
Namun potensi pertanian mulai dilirik oleh kaum milenial, seperti di Kecamatan Loa Kulu. Diantaranya Desa Margahayu dan Desa Jonggon Jaya. Yang terjun dalan pengembangan komoditas pertanian jenis holtikultura, Jahe. Bahkan ikut hadir dalam Panen Raya Jagung Nusantara bersama Bupati Kukar Edi Damansyah dan Gubernur Kaltim Isran Noor, di Gunung Wang, Kelurahan Loa Ipuh, kemarin.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyebut ini semakin menguatkan sektor pertanian menjadi unggulan di Kukar berjalan. Dibawah sektor pertambangan dan migas yang memang tidak bisa dipungkiri masih jadi “primadona” di Kukar. Jadi penyumbang cuan terbesar untuk Kukar.
“Milenial harus dirubah pola pikirnya sekarang, sektor pertanian saat ini sudah identik dengan manajemen dan teknologi,” ungkap Edi pada awak media belum lama ini.
Maka dari itu, manajemen dan teknologi pertanian ini bisa berhasil, jika saja petani milenial yang mengendalikan dan memanfaatkannya. Sehingga bisa mengambil peran seluas-luasnya, sembari mendampingi petani-petani tua di Kukar. Sehingga kedepan, tidak ada lagi pertanian yang identik dengan basah-basahan dan lumpur-lumpuran. Bukan eranya lagi, kini era serba mekanisasi.
Edi pun mengklaim, ini menjadi satu dari beberapa bagian kontribusi yang dilakukan oleh Pemkab Kukar secara khusus. Bahkan ditetapkan dalam RPJMD Kukar 2021-2026, dimana sektor pertanian ini adalah sektor andalan.
Nantinya apa yang menjadi kendala petani terkait kebutuhannya dapat ter-cover dengan membentuk kelompok-kelompok petani milenial ini. Sebagai bagian dari penguatan kembali pembangunan petani yang terkhusus ada di kukar.
Kembali berbicara terkait pengembangan komoditas jahe di Kecamatan Loa Kulu. Edi pun memastikan bakal memberi dorongan, sembari mencari peluang pasarnya. Sehingga ketika pengembangan jahe dinilai berhasil, pasar pun sudah tersedia untuk menampung hasil panen dari para petani di Kecamatan Loa Kulu tersebut.
“Yang dihadapi saat ini adalah pasarnya, jaringan-jaringan ini akan kita terus cari dan kita bangun,” pungkas Edi.
(Rfi/Redaksi Siberkaltim)